Thursday, October 21, 2010

PKS Tak Berharap Lebih Pada Sosok Boediono

PKS Tak Berharap Lebih Pada Sosok Boediono
TRIBUNNEWS.COM/BIAN HARNANSA
Wapres Boediono (kanan) dengan mantan Wapres Jusuf Kalla (kiri)

"Menurut saya, he is not the best, dan kita tidak bisa berharap lebih lagi. Tapi sebagai wapres dia sudah melakukan apa yang semestinya dilakukan,"
Ketua DPP PKS Zulkieflimansyah
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ade Mayasanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
- Hasil survei Lingkaran Survey Indonesia (LSI) perihal ketidakpuasan masyarakat atas kinerja Wakil Presiden Boediono tak mengejutkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PKS justru menilai, Boediono telah menjalankan fungsinya sebagai pendamping SBY dengan apik.

"Menurut saya, he is not the best, dan kita tidak bisa berharap lebih lagi. Tapi sebagai wapres dia sudah melakukan apa yang semestinya dilakukan," ucap Ketua DPP PKS Zulkieflimansyah di gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (21/10/2010).

Menurutnya, Boediono selaku wapres telah menggantikan beberapa peran presiden. "Bila berhalangan, Boediono menggantikan," tuturnya.

Merujuk pemerintahan SBY-Jusuf Kalla, peran Boediono kali ini berbeda. Jusuf Kalla memiliki peran karena tidak berangkat dengan cek kosong. Kalla berperan atas pemenangan Pilpres 2004 lalu.

"Pada kasus Boediono, beliau jadi karena faktor SBY," imbuhnya seraya mengakui, Boediono memiliki kapasitas menjadi wapres yang mumpuni di bidangnya.


"Saya kenal baik Boediono, dan kapasitasnya memang mampu," sergahnya.

Untuk diketahui, tingkat kepuasan atas Wapres Boediono baik di desa ataupun kota di bawah 50 persen. Hal ini terungkap dari survei lingkaran survei Indonesia (LSI). Survey dilakukan pada akhir September hingga awal Oktober 2010, tingkat kepuasan warga di pedesaan terhadap Wapres Boediono sebanyak 49,9 persen, dan 40,7 persen responden menyatakan tidak puas.

Sementara responden yang mewakili kalangan perkotaan, sebanyak 57,7 persen menyatakan tak puas kinerja Boediono. Hanya 32,9 persen yang menyatakan puas atas kinerja orang nomor dua di negeri ini.

Editor: johnson_simanjuntak

0 comments:

Post a Comment

-
-

Powered By Blogger