JAKARTA - 11 personil Komisi VIII DPR dijadwalkan bertolak ke Amerika Serikat, Sabtu (9/10) sore ini. Rombongan yang dipimpin Ketua Komisi VIII DPR Abdul Kadir Karding dan Wakil Ketua Komisi VIII, Gondo Radityo Gambiro itu akan melakukan study banding di AS hingga 15 Oktober mendatang.
Kepada wartawan di gedung DPR RI, Jumat (8/10), Radityo Gambiro menjamin kunjungan kerja itu tidak akan disalahgunakan untuk melakukan hal-hal yang tak semestinya. Pasalnya, jadwal kunjungan sudah padat.
"Jadi tidak mungkin kita plesiran. Agendanya jelas, ketemu siapa saja dan jadwal kegiatannya sudah padat. Dengan jadwal kunjungan yang padat, tak mungkin anggota dewan mengunjungi lokasi-lokasi yang tidak penting," tandas Radityo.
Menurut politisi Partai Demokrat itu sejumlah pihak akan dikunjungi delegasi Komisi VIII seperti anggota Kongress AS, Senator dan Federal Emergency Management Agency (FEMA). Tentang kunjungan ke FEMA, Radityo menjelaskan, hal itu perlu dilakukan lantaran Indonesia sebagai negeri yang rawan bencana harus menyiapkan beragam antisipasi. FEMA yang lebih mirip dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Indonesia, dinilai Radityo punya pengalaman dalam hal penanganan bencana banjir di AS
Radityo mengatakan, ada banyak hal yang ingin diketahui tentang FEMA dan dirasa dapat akan diterapkan di Indonesia. "Kita mau tahu tentang kebijakan FEMA dalam menangani bencana. Penanganan baik pra, ketika, maupun paskabencana. Dan seperti apa penganggaran maupun sumber daya di FEMA. Early warning systemnya juga ingin kita ketahui, termasuk sosialisasi untuk upaya preventifnya," ucap Radityo.
Selain itu, Komisi VIII yang berangkat ke AS juga akan menemui pejabat di Social Security Administration guna mencari masukan tentang pelaksanaan jaminan sosial untuk kaum tuna wisma. Dari informasi awal yang diperoleh, kata Radityo, tuna wisma di AS mendapat jatah makan dan tempat menginap gratis.
"Tapi karena jumlahnya lebih banyak tuna wisma dibanding tempat menginap, di sana dilakukan registrasi harian. Seperti apa pendanaannya dan pengelolannya, itu yang ingin kita pelajari," ucapnya.
Sementara untuk study banding tentang kerukunan beragama, Komisi VIII DPR akan berkunjung ke komunitas Amish di Philadelphia. "Kami akan bertemu dengan seorang pemuka masyarakat Amish. Kita ingin tahu bagaimana mereka sebagai masyarakat minoritas yang bertahan hidup dengan pola tradisional, bisa berdampingan dengan masyarakat moderen," imbuhnya.
Radityo berharap hasil kunjungan kerja ke AS itu akan bermanfaat bagi Komisi VIII DPR dalam menjalankan fungsi pengawasan, anggaran dan legislasi. "Diharapkan pengalaman dari Amerika bisa diterapkan sehingga bisa kita gunakan dalam pembahasan RUU. Karena ke depan akan ada sejumlah RUU dan juga pembentukan Panja. Pengalaman itu akan bisa diterapkan di sini," ucapnya.
Dalam kesempatan itu Radityo juga menegaskan, kunjungan kerja itu sudah lama dipersiapkan, bahkan sudah masuk usulan DPR periode 2004-2009. Hanya saja, anggarannya baru ada pada tahun ini sehingga baru bisa direalisaikan. Disebutkan pula, kunjungan ke AS itu sempat mengalami penundaan. "Dulu dijadwalkan antara bulan Juni atau Juli. Tapi karena padatnya jadwal kerja, kita tunda jadi Oktober ini," katanya.
Semula, rombongan yang akan bertolak ke AS berjumlah 13 anggota. Namun dua anggota rombongan dari Fraksi PKS, yaitu Rahman Amin (Ketua Kelompok Fraksi PKS di Komisi VIII DPR) dan Ahmad Zainuddin (wakil Ketua Komisi VIII) memutuskan untuk tidak berangkat.
Ahmad Zainuddin, mengatakan, dirinya tidak ikut ke AS karena sebagai salah satu wakil Ketua Komisi VIII harus memimpin rapat-rapat di Komisi. Sedangkan Rahman Amin tidak ikut karena baru ada pergantian ketua Kelompok Fraksi (Poksi) PKS di Komisi VIII.(ara/jpnn)
Kepada wartawan di gedung DPR RI, Jumat (8/10), Radityo Gambiro menjamin kunjungan kerja itu tidak akan disalahgunakan untuk melakukan hal-hal yang tak semestinya. Pasalnya, jadwal kunjungan sudah padat.
"Jadi tidak mungkin kita plesiran. Agendanya jelas, ketemu siapa saja dan jadwal kegiatannya sudah padat. Dengan jadwal kunjungan yang padat, tak mungkin anggota dewan mengunjungi lokasi-lokasi yang tidak penting," tandas Radityo.
Menurut politisi Partai Demokrat itu sejumlah pihak akan dikunjungi delegasi Komisi VIII seperti anggota Kongress AS, Senator dan Federal Emergency Management Agency (FEMA). Tentang kunjungan ke FEMA, Radityo menjelaskan, hal itu perlu dilakukan lantaran Indonesia sebagai negeri yang rawan bencana harus menyiapkan beragam antisipasi. FEMA yang lebih mirip dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Indonesia, dinilai Radityo punya pengalaman dalam hal penanganan bencana banjir di AS
Radityo mengatakan, ada banyak hal yang ingin diketahui tentang FEMA dan dirasa dapat akan diterapkan di Indonesia. "Kita mau tahu tentang kebijakan FEMA dalam menangani bencana. Penanganan baik pra, ketika, maupun paskabencana. Dan seperti apa penganggaran maupun sumber daya di FEMA. Early warning systemnya juga ingin kita ketahui, termasuk sosialisasi untuk upaya preventifnya," ucap Radityo.
Selain itu, Komisi VIII yang berangkat ke AS juga akan menemui pejabat di Social Security Administration guna mencari masukan tentang pelaksanaan jaminan sosial untuk kaum tuna wisma. Dari informasi awal yang diperoleh, kata Radityo, tuna wisma di AS mendapat jatah makan dan tempat menginap gratis.
"Tapi karena jumlahnya lebih banyak tuna wisma dibanding tempat menginap, di sana dilakukan registrasi harian. Seperti apa pendanaannya dan pengelolannya, itu yang ingin kita pelajari," ucapnya.
Sementara untuk study banding tentang kerukunan beragama, Komisi VIII DPR akan berkunjung ke komunitas Amish di Philadelphia. "Kami akan bertemu dengan seorang pemuka masyarakat Amish. Kita ingin tahu bagaimana mereka sebagai masyarakat minoritas yang bertahan hidup dengan pola tradisional, bisa berdampingan dengan masyarakat moderen," imbuhnya.
Radityo berharap hasil kunjungan kerja ke AS itu akan bermanfaat bagi Komisi VIII DPR dalam menjalankan fungsi pengawasan, anggaran dan legislasi. "Diharapkan pengalaman dari Amerika bisa diterapkan sehingga bisa kita gunakan dalam pembahasan RUU. Karena ke depan akan ada sejumlah RUU dan juga pembentukan Panja. Pengalaman itu akan bisa diterapkan di sini," ucapnya.
Dalam kesempatan itu Radityo juga menegaskan, kunjungan kerja itu sudah lama dipersiapkan, bahkan sudah masuk usulan DPR periode 2004-2009. Hanya saja, anggarannya baru ada pada tahun ini sehingga baru bisa direalisaikan. Disebutkan pula, kunjungan ke AS itu sempat mengalami penundaan. "Dulu dijadwalkan antara bulan Juni atau Juli. Tapi karena padatnya jadwal kerja, kita tunda jadi Oktober ini," katanya.
Semula, rombongan yang akan bertolak ke AS berjumlah 13 anggota. Namun dua anggota rombongan dari Fraksi PKS, yaitu Rahman Amin (Ketua Kelompok Fraksi PKS di Komisi VIII DPR) dan Ahmad Zainuddin (wakil Ketua Komisi VIII) memutuskan untuk tidak berangkat.
Ahmad Zainuddin, mengatakan, dirinya tidak ikut ke AS karena sebagai salah satu wakil Ketua Komisi VIII harus memimpin rapat-rapat di Komisi. Sedangkan Rahman Amin tidak ikut karena baru ada pergantian ketua Kelompok Fraksi (Poksi) PKS di Komisi VIII.(ara/jpnn)
0 comments:
Post a Comment