Tuesday, August 30, 2011

Sang Murabbi, Umar Tilmisani (bagian ke-2, Tamat)


Umat Tilmisani, 1322-1406 H – 1904-1985 

dakwatuna.com -Metode dialog yang digunakan ustadz Tilmisani sangat memikat yang menggambarkan karakter Tilmisani secara keseluruhan. Karakter tersebut tidak dibuat-buat, tapi seperti itulah sifat sesungguhnya yang menonjol dalam dirinya saat berbicara, berbuat, berprilaku, bergaul dan berinteraksi dengan individu dan kelompok, atau pemimpin dan masyarakat tanpa membedakan yang besar atau kecil, kaya atau miskin. Dia meyakini prinsip-prinsip Ikhwan yang berlandaskan pada Kitabullah dan Sunnah, serta ijma’ kaum Salaf.

9. Jamaahnya

Dia melihat bahwa jamaah ini adalah sebuah gerakan Islam yang jujur pada zaman ini. Beliau berkata:

Monday, August 29, 2011

Sang Murabbi, Umar Tilmisani (bagian ke-1)


dakwatuna.com - Beliau adalah Ustadz Umar Abdul Fattah bin Abdul Qadir Musthafa Tilmisani. Diangkat sebagai Mursyid ‘Aam Ikhwanul Muslimin setelah meninggalnya Mursyid ke dua, Ustadz Hasan al-Hudhaibi pada bulan November 1973.

1. Masa Kecil dan Pertumbuhannya

Asal-usulnya kembali kepada wilayah Tilmisani di al-Jazaair. Lahir di kota Kairo pada tahun 1322 Hijriah, atau 1904 Masehi, di jalan Hausy Qadim di Al-Ghauriah. Kakek dan ayahnya bekerja sebagai pedagang pakaian dan batu mulia. Kakeknya adalah seorang salafi yang banyak mencetak buku-buku karya Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab. Karena itu ia tumbuh dalam lingkungan yang jauh dari bid’ah.

Sunday, August 28, 2011

Khutbah Idul Fitri 1432 H: Lima Cara Memperlakukan Hati



Oleh: Drs. Ahmad Yani


الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغ;ْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أََنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu

Kaum Muslimin Yang Berbahagia.


dakwatuna.com - Kembali puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan beribadah kepada kita, khususnya pada bulan Ramadhan yang baru saja kita lalui, bahkan ibadah shalat Id kita pada pagi ini, Karenanya kita berharap semoga semua itu dapat mengokohkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dalam menjalani sisa kehidupan kita di dunia. Ketaqwaan yang membuat kita bisa keluar dari berbagai persoalan hidup dan mengangkat derajat kita menjadi amat mulia di hadapan Allah SWT.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para penerusnya hingga hari akhir nanti.

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu

Friday, August 26, 2011

Menapak Tilas Gerakan Dakwah Pertama


Tidak bisa dipungkiri bahwa kelahiran berbagai Gerakan Dakwah di berbagai penjuru Dunia Islam pada pertengahan abad 14 Hijriyah atau awal abad 20 Masehi, telah berhasil membangunkan kembali kesadaran sebagian besar umat Islam terhadap Islam sehingga melahirkan apa yang disebut dengan Shohwah Islamiyah yang lazim disebut Barat dengan “Islamic Revivalism”. Kendati Shohwah Islamiyah mendapat tantangan dan hambatan yang sangat dahsyat khususnya dari para penguasa negeri Islam sendiri dan juga dari negara-negara Barat penjajah, dan bahakan sampai hari ini masih saja dilancarkan berbagai skenario dan stigma seperti “Terorisme “, khususnya oleh Amerika dan sekutunya, Alhamdulillah, roda Shohwah Islamiyah tetap bergerak dan berputar tanpa terhenti sedikitpun.

Wednesday, August 24, 2011

21 Kelemahan Gerakan Dakwah Masa Kini


DR. Hisyam At-thalib dalam bukunya "Dalil Attadrib Al-Qiyadi" (The International Institute of Islamic Thought 19995) mengungkapkan 21 kelemahan gerakan dakwah masa ini. Kelemahan-kelemahan tersebut harus diungkap agar para aktivis dakwah dan qiyadahnya menyadarinya dengan hati yang ikhlas dan pikiran yang lapang. 21 kelemahan tersebut adalah hal-hal yang sangat prinsip dan menjadi faktor-faktor kemunduran gerakan Dahwah kalau tidak bisa dikatakan sebagai faktor-faktor kehancurannya.

Melihat dan mengungkap 21 kelemahan tersebut adalah melalui kacamata internal gerakan dakwah itu sendiri dan bukan dari sisi para pengamat dari luar, namun dari pelaku dari dalam gerakan itu sendiri. Diiharapkan, para aktivis gerakan dakwah dan para qiyadahnya menyadari hal-hal tersebut dan pada waktu yang sama siap mengoreksi diri untuk menatap masa depan yang lebih baik dan cerah lagi.

21 Kelemahan Gerakan Dakwah Masa Kini


DR. Hisyam At-thalib dalam bukunya "Dalil Attadrib Al-Qiyadi" (The International Institute of Islamic Thought 19995) mengungkapkan 21 kelemahan gerakan dakwah masa ini. Kelemahan-kelemahan tersebut harus diungkap agar para aktivis dakwah dan qiyadahnya menyadarinya dengan hati yang ikhlas dan pikiran yang lapang. 21 kelemahan tersebut adalah hal-hal yang sangat prinsip dan menjadi faktor-faktor kemunduran gerakan Dahwah kalau tidak bisa dikatakan sebagai faktor-faktor kehancurannya.

Melihat dan mengungkap 21 kelemahan tersebut adalah melalui kacamata internal gerakan dakwah itu sendiri dan bukan dari sisi para pengamat dari luar, namun dari pelaku dari dalam gerakan itu sendiri. Diiharapkan, para aktivis gerakan dakwah dan para qiyadahnya menyadari hal-hal tersebut dan pada waktu yang sama siap mengoreksi diri untuk menatap masa depan yang lebih baik dan cerah lagi.

Monday, August 22, 2011

Agar Menjadi Bagian Dari “Keluarga Allah”



Oleh: Purwanto Abd. Ghaffar

Alasan tertinggi dari kenapa seorang muslim menghafal Al-Quran adalah karena ketaatannya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya SAW, dia mengharap perjumpaan dengan sang pencipta dirinya. Ia mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, dan Allah ridlo serta cinta pada dirinya. Allah mencintainya karena ia telah menunjukkan kecintaan dan respect yang sempurna terhadap surat cinta-NYA dan karena ia telah mencontoh Nabi SAW yang menghafal Al-Quran, serta mengulanginya berkali-kali bersama malaikat jibril. Seperti juga semua sahabat menghafal Al-Quran, semua tabiin berusaha menghafalnya, semua Ulama terbaik juga menghafal Al-Quran.

Sunday, August 21, 2011

I'jaab bin-Nafsi Atau Membanggakan Diri


Pertama, pengertian I'jaab bin Nafsi mengandung beberapa arti. Antara lain: "Rasa senang, tertarik, atau kagum." A'jabahul-amruartinya "sesuatu itu telah menjadikannya senang", u'jiba bihi, artinya, "ia menjadi terikat dengannya". (Kitab lisanul-Arab, 1/185)

Allah SWT berfirman:

وَلَأَمَةٌ مُّؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِّن مُّشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ

Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. (QS. al-Baqarah [2] : 221)

قُل لَّا يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ ۚ

Katakanlah, "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu." (QS. al-Maidah [5] : 100)

Friday, August 19, 2011

Manhaj Haraki Dalam Hijrah Nabi



Dakwatuna.com - Sebuah rencana makar telah difokuskan oleh kaum musyrikin Mekah kepada Rasulullah saw., hal ini dilakukan setelah mereka berkali-kali gagal melakukan upaya menghalangi mencegah, mengintimidasi, menteror dan sebagainya. Sasaran utama mereka adalah para pengikut Rasulullah yang terdiri dari orang-orang lemah dan tidak memiliki dukungan kuat dari kabilahnya maupun tokoh yang memiliki kekuatan. Semua cara kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang kafir musyrik ternyata tidak mampu menghentikan harakah dakwah. Maka mereka pun mencoba menggunakan cara-cara lain, yaitu dengan cara “mudahanah” seperti dengan bujukan, rayuan dan mengajak kompromi dan sebagainya, intinya adalah agar Rasulullah berhenti tidak lagi menyerukan dakwah Islam kepada mereka.

Sunday, August 14, 2011

Mukadimah Sirah (bagian ke-1)


Mukadimah Sirah (bagian ke-1)
dakwatuna.com – Dalam sejarah hidup Nabi Muhammad SAW terdapat beberapa keistimewaan, dengan mempelajarinya akan merupakan kekayaan rohaniah, pemikiran dan kesejarahan. Keistimewaan itu mengharuskan para agamawan, da’i dan orang-orang yang memperjuangkan perbaikan masyarakat untuk banyak mempelajarinya, karena dan studi itu mereka akan dapat menyampaikan ajaran-ajaran agama dengan menggunakan metode yang mampu memperlihatkan hal-hal yang seyogianya dijadikan pegangan oleh masyarakat, terutama dalam situasi tak menentu. Dengan metode dakwah yang dipetik dan hasil studi tersebut, para da’i akan mampu membuka hati publiknya, sehingga seruannya akan sukses.

Saturday, August 13, 2011

Tarbiyah Shabab


Oleh:Ustath Mustafa Thahan
Sekretaris Jenderal, Organisasi Mahasiswa Union (SOU)


Pembicaraan yang akan saya berikan hari ini kekhawatiran tarbiyah, bagaimana dilakukan (tasawwur dari tarbiyah) dan siapa yang harus memberikan atau menerima tarbiyah.

Beberapa tahun lalu saya menyusun sebuah buku tentang masalah tarbiyah dan perilaku tarbiyah. Dalam buku itu, saya bertanya pertanyaan: "Mengapa orang-orang di masa lalu (yaitu sahabat), yang umumnya tidak memiliki pengetahuan dalam menulis dan membaca, bisa melakukan fantastis baik dan menjadi orang luar biasa seperti di dakwah - dengan iman yang sangat tinggi dan mendalam pemahaman dalam Islam. Sebagai contoh, Bilal bisa menahan kesengsaraan disiksa dengan batu besar di dadanya, dan membalas: ". Ahad, Ahad, Ahad (Satu, Satu, Satu)"

Allah Maha Hidup

Melanjutkan tulisan mengenai hikmah berinteraksi dengan Al Quran selama Ramadhan, terasa mendapatkan pencerahan sangat besar. Saat mengetahui bagaimana perjalanan kepadaNya dan saat mengetahui karena Allah yang mengajarkan kita bahwa Allah itu dekat.Tidak hanya itu ternyata Allah itu Maha Hidup, Allah itu Hidup.
Selama ini dalam kesadaran sepertinya kita merasa Allah itu adalah Rabb, Yang Memelihara tetapi kadang tidak terasakan Allah itu Hidup.
Setiap pagi atau sore kita baca dalam Al Matsuraat – dimulai dengan Al Fatihah dan diakhiri Doa Rabithah – yang kalau direnungkan ternyata sangat luas maknanya, sangat tergetar kedalam kalbu mendapatkan kesadaran dan pengetahuan yang hakiki bahwa Allah itu Hidup. Allah itu berinteraksi dengan mahluknya.

Thursday, August 11, 2011

Allah itu dekat

Dalam tadarus Al Quran itu terungkap bahwa perjalanan kepada Nya dari sejak kita di alam ruh sampai alam rahim kemudian alam dunia dan lalu alam barzah serta alam akhirat sudah dijelaskan dengan gamblang.
Tinggal kita diberi kekuatan menangkap gelombang dan pancaran firman Ilahi ini melalui hati yang ikhlas, pasrah dan semata-mata karena Allah. Tatkala ada desiran hati yang bukan karena Allah maka sulit sekali kita menangkap makna-makna itu karena akan menjadi hijab dalam diri kita. Inilah yang juga dirasakan penulis yang kadang-kadang ayat-ayat itu melewati telinga atau dibacakan tetapi tidak nyangkut.
Namun begitu hati ini dibukakan Allah, maka getaran Al Quran itu dirasakan sebagai sebuah kesejukan yang meresap kedalam hati dan selalu berdoa agar serapan-serapan ke Qalbu yang langsung dianugerahkan Allah itu tidak hilang, tidak lewat begitu saja.

Allah Is Near

In tadarus Koran was revealed to him that the trip since we are in the nature of spirit to nature and nature's womb and then the natural world and the afterlife barzah been clearly explained.

We are given the power of live capture and emission wave divine word of this through a willing heart, let go and solely for Allah. When there is heart murmur is not because God so difficult once we grasp the meanings of the hijab because it will be within us. This is also the author felt that sometimes the verses are just past the ears or read but not stuck.

But once the heart is opened to God, then the vibrations of the Qur'an is perceived as a coolness that seep into the hearts and always pray that the uptake-uptake into Qalbu directly granted by God is not lost, do not slip by.

Tuesday, August 9, 2011

Risalah dari Ust. DR. Muhammad Badi’, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin

Segala puji bagi Allah dan shalawat dan salam atas Rasulullah saw.. selanjutnya
Bulan Sya’ban menggerakan umat untuk memasuki bulan Ramadhan
Umat Islam saat ini berada dipenghujung akhir bulan Sya’ban, yang berarti menandakan bahwa bulan Ramadhan sudah diambang pintu, berada seperti sabda Nabi saw yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Anas bin Malik ra, yang mencirikan perbuatan Nabi saw pada bulan Sya’ban, beliau berkata: “Nabi saw paling senang berpuasa pada bulan Sya’ban”, sebabnya telah dijelaskan pada sabda Nabi saw yang diriwayatkan oleh imam Tirmidzi…
وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَال إلى رَبِّ العَالمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ”
“Yaitu bulan didalamnya amal-amal diangkat menuju Allah Tuhan semesta alam, maka Aku senang jika amalku diangkat pada saat Aku berpuasa”.
Karena itu bulan Sya’ban adalah musim ditutupnya lembaran hidup dan meraup hasil dari perbuatanmu pada tahun ini, dan nabi saw sangat memuliakan bulan ini, karena ia menjadi mukaddimah bulan Ramadhan; bulan lahan perlombaan meraih berbagai kebaikan, berlomba untuk taat sebelum dating bulan al-furqan, maka dari itu tampilkanlah di dalam bulan Ramadhan kebaikan jiwa-jiwa kalian sebelum berlalu.

Sunday, August 7, 2011

Permohonan kepada Allah tanpa bosan-bosannya





Ketergantungan kepada Allah yang dirasakan seorang beriman menyebabkan dia senantiasa memohon pertolongan kepada Allah. Semakin diri ini bergantung kepada Allah akan semakin memerlukan Allah, akan berdzikir terus menerus kepada Allah.
Sikap inilah yang kemudian Allah sebutkan dalam berbagai ayat Al Quran sebagai sifat orang yang beriman.
Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi:
Mintalah kepada Allah dari karuniaNya karena Allah senang untuk dimintai.
Coba kita renungkan bagaimana Allah begitu senangnya dan girangnya manakala hambanya senantiasa meminta kepada Nya. Tatkala hambanya kesulitan, tidak hentinya memohon pertolongan. Dan ketika gembira karena karuniaNya tak berhenti juga bersyukur atas Rahmat yang diberikannya.

Thursday, August 4, 2011

Fariz Mehdawi: Ada Harapan Baru di Palestina


VIVAnews - Ramadan tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya di Palestina. Ada harapan lebih baik, setelah dua partai berseteru, Hamas dan Fatah, setuju membentuk pemerintah baru dari dua kubu itu. Pada tahun ini pula, dukungan kepada Palestina dari negara-negara Amerika Latin terlihat jelas. Sebut saja, Brasil dan Argentina yang kini mengakui kedaulatan negara Palestina.

Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Faris Mehdawi, kepada VIVAnews, Rabu, 3 Agustus 2011, mengatakan situasi politik itu membawa semangat baru. Itu sebabnya, tentara Israel menjaga ketat daerah pendudukan mereka. Israel takut, semangat menggebu dari rakyat Palestina ditambah semangat bulan Ramadan dapat membuat mereka kewalahan jika terjadi bentrokan.

Lalu bagaimana warga Palestina merayakan Ramadan? Mehdawi mengatakan, berkat harapan damai itu, suasana Ramadan menjadi sangat menyenangkan. Dia lalu bercerita, dari soal tradisi, makanan, dan solidaritas masyarakat Palestina di bulan suci ini. Kebanyakan dari warga Palestina rela tak tidur demi mengunjungi kerabat usai salat tarawih.

Berikut petikan wawancara VIVAnews dengan Mehdawi:

Bagaimana warga merayakan Ramadan di Palestina?

Wednesday, August 3, 2011

doa-di-bulan-ramadhan

Dalam rangkaian ayat Al-Qur’an mengenai puasa di bulan Ramadhan terselip suatu ayat yang secara khusus membicarakan soal berdoa. Di dalamnya Allah subhaanahu wa ta’aala perintahkan orang beriman untuk berdoa kepadaNya. Dan Allah subhaanahu wa ta’aala berjanji untuk mengabulkan doa siapapun asalkan memenuhi tiga syarat: (1) Memohon hanya kepada Allah subhaanahu wa ta’aala, bukan selainNya. (2) Memenuhi segala perintahNya dan (3) Beriman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala sebagai Rabb yang Maha Kuasa mengabulkan permintaan dan menetapkan taqdir segalanya.

أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah ayat 186)
Bulan Ramadhan merupakan bulan di mana orang beriman mempunyai kesempatan begitu luas untuk berdoa kepada Allah subhaanahu wa ta’aala. Dan waktu-waktu mustajab (saat doa berpeluang besar dikabulkan Allah) tersebar dalam beberapa momen khusus sepanjang Ramadhan.
ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga golongan yang doa mereka tidak ditolak: (1) orang yang berpuasa hingga ia berbuka, (2) imam yang adil dan (3) doa orang yang dizalimi.” (HR Tirmidzi 3522)
Subhanallah…! Dalam hal berdoa orang berpuasa disetarakan dengan pemimpin yang adil dan orang terzalimi. Doa orang berpuasa mustajab. Didengar, tidak ditolak Allah subhaanahu wa ta’aala. Bahkan dikabulkan insyaAllah. Setiap orang yang faham hadits ini sangat bergembira menyambut Ramadhan. Sebab itu berarti selama 29 atau 30 hari selama ia berpuasa peluang doanya dikabulkan Allah subhaanahu wa ta’aala sangatlah luas…!
Dan terlebih lagi saat menjelang berbuka ketika menanti tibanya azan Magrib. Kita harus memanfaatkan waktu sebaiknya untuk berdoa saat itu. Maka, saudaraku, manfaatkan kesempatan emas menjelang berbuka dengan mengajukan berbagai permintaan kepada Allah ta'aala. Sebab sebagian masyarakat kita malah menghabiskan waktu dengan ngobrol tidak karuan menjelang magrib di bulan Ramadhan. Padahal coba perhatikan hadits berikut:

سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ
“Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak tertolak pada saat berbuka.” (HR Ibnu Majah 1743)
Lalu apakahlafal khususNabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelang ifthor berbuka puasa? Beliau membaca sebagaimana dijelaskan dalam hadits di bawah ini:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ ذَهَبَ الظَّمَأُ
وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
“Jika Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam berbuka, ia berdoa: Dhahabazh-zhoma-u wab tallatil-'uruq wa tsabbatal-ajru insyaa Allah “Telah hilang dahaga, telah basah urat-urat dan semoga ganjaran didapatkan, insya Allah.” (HR Abu Dawud 2010)

Mengapa di dalam doa berbuka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengatakan: ”...dan semoga ganjaran didapatkan, insya Allah.”?
Karena sesungguhnya yang sangat diharapkan bukan semata kegembiraan pertama sewaktu berbuka di dunia, melainkan yang lebih diharapkan orang beriman ialah kegembiraan kedua yaitu saat bertemu Allah ta’aala di hari berbangkit kelak. Orang beriman ketika itu bergembira berjumpa Allah ta’aala karena puasanya sewaktu di dunia diterima olehNya. Demikianlah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda dalam hadits sebagai berikut:

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Bagi orang yang berpuasa terdapat dua kegembiraan. Kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan saat kelak perjumpaannya dengan Allah ta’aala karena ibadah puasanya.” (HR Bukhary 1771)
Hidup manusia di dunia adalah pergantian antara susah dan senang. Maka selama bulan Ramadhan khususnya, marilah kita membaca yang Nabi shollallahu ’alaih wa sallam biasa baca ketika menghadapi keadaan susah maupun menerima karunia. Untuk mengantisipasi kesusahan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam melazimkan kalimat istighfar sebagaimana hadits berikut:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa yang tetap melakukan istighfar, maka Allah subhaanahu wa ta’aala akan membebaskannya dari segala kesusahan dan melapangkannya dari setiap kesempitan serta akan memberinya rezeki dari jalan yang tidak diduganya.” (HR Abu Dawud 1297)
Sedangkan ketika menerima karunia, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menganjurkan kita membaca sebagaimana hadits berikut:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَى عَبْدٍ نِعْمَةً
فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ إِلَّا كَانَ الَّذِي أَعْطَاهُ أَفْضَلَ مِمَّا أَخَذَ
“Setiap orang yang diberi karunia Allah ta'aala lalu ia membaca ‘Alhamdulillah’, maka Allah ta’aala akan berikan yang lebih utama daripada apa yang telah ia terima.” (HR Ibnu Majah 3795)
Ya Allah, basahi lidah kami dengan mengingatMu selalu. Cerdaskan kami dalam mengajukan doa-doa kepada Engkau sesuai situasi dan kondisi kami masing-masing mengikuti teladan NabiMu Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Ya Allah, berkahilah kami di bulan Sya’ban dan Ramadhan. Amin ya rabb...

Tuesday, August 2, 2011

Sejarah Klaten,Kiai Melati, cikal bakal Klaten

CIKAL BAKAL -- Makam Kiai Melati yang terletak tak jauh dari pusat Kota Klaten. (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)
Pernahkan Anda berfikir tentang asal muasal istilah Klaten? Sejauh ini masih terjadi silang pendapat mengenai asal muasal istilah Klaten. Belum ada penelitian khusus yang menelusuri asal muasal nama kabupaten ini.
Setidaknya ada dua versi yang menceritakan asal muasal Klaten. Versi pertama menyebut kata Klaten berasal dari kata Kelati yang artinya buah bibir. Sejak dulu Klaten dikenal karena kesuburannya sehingga kerap menjadi bahan perbincangan. Versi kedua menyebut kata Klaten berasal dari kata Melati sebagaimana yang termaktub dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Pemerintah Kabupaten Klaten tahun 1993.
Melati merupakan nama seorang ulama yang hidup sekitar lima abad lampau. Juru kunci Makam Kiai Melati, Ny Raharjo, 68, mengatakan Kiai Melati merupakan putra dari Ki Penjawi, seorang pujangga dari Kerajaan Mataram. Kiai Melati tinggal di Dukuh Sekalekan yang diambilkan dari nama belakangnya, Melati Sekolekan. Konon, semasa hidupnya, Kiai Melati dikenal sebagai orang berbudi luhur nan sakti. Karena kesaktian Kiai Melati, tempat tinggalnya itu aman dari gangguan perampok. Bersama adiknya, Kiai Donorekso, Kiai Melati menyebarkan agama Islam di tanah Klaten yang kala itu masih menjadi hutan belantara.

Sejarah Klaten,Kiai Melati, cikal bakal Klaten

CIKAL BAKAL -- Makam Kiai Melati yang terletak tak jauh dari pusat Kota Klaten. (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)
Pernahkan Anda berfikir tentang asal muasal istilah Klaten? Sejauh ini masih terjadi silang pendapat mengenai asal muasal istilah Klaten. Belum ada penelitian khusus yang menelusuri asal muasal nama kabupaten ini.
Setidaknya ada dua versi yang menceritakan asal muasal Klaten. Versi pertama menyebut kata Klaten berasal dari kata Kelati yang artinya buah bibir. Sejak dulu Klaten dikenal karena kesuburannya sehingga kerap menjadi bahan perbincangan. Versi kedua menyebut kata Klaten berasal dari kata Melati sebagaimana yang termaktub dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Pemerintah Kabupaten Klaten tahun 1993.
Melati merupakan nama seorang ulama yang hidup sekitar lima abad lampau. Juru kunci Makam Kiai Melati, Ny Raharjo, 68, mengatakan Kiai Melati merupakan putra dari Ki Penjawi, seorang pujangga dari Kerajaan Mataram. Kiai Melati tinggal di Dukuh Sekalekan yang diambilkan dari nama belakangnya, Melati Sekolekan. Konon, semasa hidupnya, Kiai Melati dikenal sebagai orang berbudi luhur nan sakti. Karena kesaktian Kiai Melati, tempat tinggalnya itu aman dari gangguan perampok. Bersama adiknya, Kiai Donorekso, Kiai Melati menyebarkan agama Islam di tanah Klaten yang kala itu masih menjadi hutan belantara.

Monday, August 1, 2011

Hukum Membaca Al-Ma'tsurat

Assalamu alaikum wr.wb

Pak Ustads kami mau menanyakan tentang membaca Al-Matsurat oleh hasan Al Banna berdasarkan hukum islam dan siapakah sebenarnya Hasan Al Banna ini?

terima kasih Pak Ustads

Jawaban

Waalaikumussalam Wr Wb

Hukum Membaca Al Ma’tsurat

Al ma’tsurat merupakan kumpulan dzikir dan doa yang dikumpulkan oleh Imam Hasan Al Banna yang diambil dari hadits-hadits Nabi saw untuk dibaca oleh setiap anggota jama’ah Ikhwanul Muslimin khususnya atau seluruh kaum muslimin pada umumnya agar senantiasa mengingat Allah swt dan berada dalam ketaatan kepada-Nya.

Imam Al Banna juga meminta agar al ma’tsurat senantiasa dibaca pada saat pagi, mulai dari waktu fajar hingga zhuhur dan pada saat petang mulai dari waktu ashar hingga setelah isya, baik secara berjama’ah maupun sendirian. Beliau mengatakan,”Siapa yang tidak sempat membaca seluruhnya hendaklah dia membaca sebagiannya sehingga kelak ia tidak terbiasa melalaikan dan meninggalkannya.”

DOWNLOAD FILE MP3 AL MA’TSURAT

Al-Matsurat merupakan kumpulan doa dan zikir yang bersumber pada Al-Qur’an dan hadits shahih yang disusun oleh Imam Hasan Al-Banna, pendiri Ikhwanul Muslimin Mesir. Al-Matsurat diperuntukkan sebagai wirid yang dibaca pada pagi dan petang hari.

Berikut link download AL MA’TSURAT sughro dalam format mp3 :

AL MA’TSURAT pagi (13.74 MB) Download
AL MA’TSURAT sore (27.3 MB) Download
Al Ma’tsurat Format Power Point Download

-
-

Powered By Blogger