dakwatuna.com – Para pemimpin Fatah dan Hamas dijadwalkan bertemu di Gaza pada hari Sabtu (21/8) dalam upaya untuk mengakhiri konflik internal dan mencapai rekonsiliasi.
Perundingan harus dilakukan berdasarkan kepercayaan dan niat tulus untuk mencapai rekonsiliasi, bukan ditujukan untuk menandatangani kontrak atau mendiskusikan dokumen perdamaian Mesir, ujar Sakher Bseiso dari Komite Sentral Fatah, pada hari Jumat.
Mesir menengahi perundingan perdamaian yang didukung-AS antara Israel dan Palestina.
Hamas telah menolak permintaan AS untuk memulai kembali perundingan damai langsung antara Israel dan Palestina, dan menggambarkannya sebagai sebuah usaha baru untuk menipu rakyat Palestina.
Bseiso juga menyatakan bahwa fraksi tidak bisa mengabaikan keberadaan fraksi lain dan semua faksi politik harus bekerja untuk rekonsiliasi dan persatuan, kantor berita Ma’an melaporkan.
Pertemuan itu disusun setelah terpilih secara demokratis Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyeh, yang juga anggota Hamas, yang disebut pada delegasi Fatah untuk mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Hamas di Gaza untuk membahas pembicaraan persatuan. (mirzah/ptv/knrp)
0 comments:
Post a Comment