KPI juga mendapat lebih dari 100 pengaduan masyrakat terkait tayangan Ramadhan. Terbanyak masalah kebanci-bancian
Hidayatullah.com--Masih maraknya tayangan yang mengandung kekerasan dan lelucon, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengimbau stasiun televisi selama Ramadhan. Hal ini disampaikan anggota KPI Idi Muzayyad dalam acara media Gathering Selasa siang (3/8) di Gedung KPI Pusat Jalan Gajah Mada Jakarta Pusat.
“Sudah selayaknya bila TV juga puasa, yang berarti imsak (menahan), yakni menahan diri untuk tidak menyiarkan tayangan yang tidak baik,” ujar Muzayyad.
KPI melihat selama Ramadhan silam masih banyak acara yang belum memberikan nuansa agamis. Tetapi malah sebaliknya, acara lebih banyak berisi muatan yang bertolak belakang dengan semangat Ramadhan.
“Masih banyak acara yang bermuatan kekerasan, baik yang dikemas secara komedi dan perkataan-perkataan mesum yang muncul pada acara Ramadhan, serta masih minim acara khusus yang berisikan nilai Ramadhan,” papar Muzayyad.
KPI juga mendapat lebih dari 100 pengaduan via email dari masyrakat terkait tayangan Ramadhan yang tidak baik.
“Masyarakat melakukan pengaduan ke KPI terhadap acara TV selama bulan Ramadhan, yang terbanyak masalah tayangan kebanci-bancian dan tayangan iklan yang mengganggu ibadah Ramadhan,” ungkap Muzayyad
Maka dari itu, KPI akan melakukan langkah-langkah pendekatan untuk antisipasi dan solusi jauh-jauh hari agar KPI tidak hanya menjadi pemadam kebakaran. KPI juga berharap Ramadhan kali ini dijadikan momentum untuk mendorong tayangan-tayangan yang bermutu di televisi.
“Kita manfaatkan momentum Ramadhan sebagai semacam wahana ’pertobatan’ agar tayangan tampil dengan isi yang lebih baik,” tandas Muzayyad. [bil/hidayatullah.com]
Hidayatullah.com--Masih maraknya tayangan yang mengandung kekerasan dan lelucon, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengimbau stasiun televisi selama Ramadhan. Hal ini disampaikan anggota KPI Idi Muzayyad dalam acara media Gathering Selasa siang (3/8) di Gedung KPI Pusat Jalan Gajah Mada Jakarta Pusat.
“Sudah selayaknya bila TV juga puasa, yang berarti imsak (menahan), yakni menahan diri untuk tidak menyiarkan tayangan yang tidak baik,” ujar Muzayyad.
KPI melihat selama Ramadhan silam masih banyak acara yang belum memberikan nuansa agamis. Tetapi malah sebaliknya, acara lebih banyak berisi muatan yang bertolak belakang dengan semangat Ramadhan.
“Masih banyak acara yang bermuatan kekerasan, baik yang dikemas secara komedi dan perkataan-perkataan mesum yang muncul pada acara Ramadhan, serta masih minim acara khusus yang berisikan nilai Ramadhan,” papar Muzayyad.
KPI juga mendapat lebih dari 100 pengaduan via email dari masyrakat terkait tayangan Ramadhan yang tidak baik.
“Masyarakat melakukan pengaduan ke KPI terhadap acara TV selama bulan Ramadhan, yang terbanyak masalah tayangan kebanci-bancian dan tayangan iklan yang mengganggu ibadah Ramadhan,” ungkap Muzayyad
Maka dari itu, KPI akan melakukan langkah-langkah pendekatan untuk antisipasi dan solusi jauh-jauh hari agar KPI tidak hanya menjadi pemadam kebakaran. KPI juga berharap Ramadhan kali ini dijadikan momentum untuk mendorong tayangan-tayangan yang bermutu di televisi.
“Kita manfaatkan momentum Ramadhan sebagai semacam wahana ’pertobatan’ agar tayangan tampil dengan isi yang lebih baik,” tandas Muzayyad. [bil/hidayatullah.com]
0 comments:
Post a Comment