Judul Buku: Dakwah Politik antara Pragmatisme dan Profesionalisme
Penulis: Khalid Ahmad Asy-Syantut
Loyalitas dan Disloyalitas adalah Bagian Fundamental dari Syahadat
Mahmas al-Jal’ud dalam kitabnya al-Muwalah wal-Mu’adah fisy-Syari‘ah al-Islamiyyah (hlm. 131) mengatakan, “Di antara ulama ada yang memasukkan loyalitas dan disloyalitas ke dalam makna La Ilaha Illallah. Berikut ini adalah argumen-argumen mereka:
1. Allah berfirman, “Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, ‘Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku.” (az-Zukhruf [43]: 26-27)
Maksudnya, loyalitas kepada Allah dengan mengabdi kepadanya dan disloyalitas kepada setiap sesembahan selain Allah itulah makna La Ilaha Illallah. Karena itu, barangsiapa yang membolehkan syirik, atau loyal terhadap orang-orang musyrik dan membela mereka, atau memusuhi orang-orang yang bertauhid dan memutuskan hubungan dengan mereka, maka ia telah menggugurkan kehormatan La Ilaha Illallah, tidak mengagungkannya dan tidak menjalankan haknya meskipun ia mengaku sebagai muslim.