Sunday, September 5, 2010

Bagi Zakat Kalau Bisa Jangan Pakai Antre


KOMPAS/ Cornelius Helmy Herlambang
Menteri Sosial Salim Segaf al Jufri
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri berharap pembagian zakat kepada masyarakat dilakukan dengan cara yang lebih memanusiakan manusia. Kalau bisa, penerima zakat terutama warga fakir dan miskin tidak perlu harus mengantre untuk mendapatkannya.

"Yang di masjid juga bagus, asalkan caranya benar-benar memanusiakan manusia. Kalau antre, kasihan dengan yang tua," kata Mensos di sela-sela acara Belanja Bareng Yatim dan Dhuafa garapan PKPU di Carrefour Cempaka Putih, Jakarta, Minggu (5/9/2010).

Namun, agar keinginan tersebut bisa tercapai, menurut Salim perlu pembenahan data warga miskin di lembaga zakat yang sudah ada. Dengan begitu, masyarakat fakir miskin tidak perlu antre. "Orang tua miskin di rumah saja. Biarkan hak-hak mereka tersalurkan oleh lembaga zakat," ungkap dia.

Ia berharap ada kerja sama yang lebih erat antara lembaga penyalur zakat dengan Kementrian Sosial agar prosedur pemberian zakat bisa lebih tepat sasaran. Termasuk kerja sama dari perusahaan swasta yang akan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat.

Salah satu contoh pemberian bantuan yang lebih memanusiakan manusia adalah pemberian voucher belanja. "Dengan pemberian voucher kepada kaum dhuafa, daya beli warga meningkat, khususnya masyarakat miskin yang terasa lebih dimanusiakan," kata Mensos.
Salim menganggap pemberian voucher belanja kepada anak yatim dan dhuafa itu hal yang wajar, bukan mendorong perilaku konsumtif. "Saya pikir wajar. Kan tidak setiap hari, setahun hanya 2-3 kali," jelas pria kelahiran Surakarta itu.
Salim yang pernah menjadi Ketua Dewan Syariah Partai Keadilan Sejahtera itu juga berharap dana zakat untuk kalangan usia produktif sebaiknya dikelola melalui kredit usaha dan sebagainya. "Untuk yang muda, dana zakat dikelola untuk meningkatkan taraf hidup," ujarnya.

0 comments:

Post a Comment

-
-

Powered By Blogger