Setelah lebih dari dua dekade negosiasi dengan Israel, negosiator kepala Otoritas Palestina (OP), Saeb Erekat mengakui bahwa OP jatuh ke dalam perangkap proses perdamaian.
"Kami telah mengabdikan diri untuk negosiasi selama hampir 20 tahun, dan di sini kami, hari ini berjalan ke dalam perangkap yang mengubah segala sesuaatu tentang penjajahan," kata Erekat kepada kantor berita Perancis, AFP.
Sementara itu, Nabil Shaath, salah satu negosiator OP, mengatakan bahwa proses perdamaian telah koma dan dianggap karena upaya yang dibuat oleh menteri luar negeri AS Hillary Clinton untuk menghidupkan perdamaian itu "sama sekali tidak berguna" pada saat ini.
Shaath mengatakan kepada wartawan di kota Beit Sahour dekat Betlehem, bahwa proses perundingan dengan Israel kehilangan kredibilitas dan digambarkan sebagai sesuatu yang "konyol."
Dia juga mengatakan dia mulai merasa muak dengan pembicaraan yang tidak pernah berakhir dengan Israel.
Bagaimana dengan Mahmoud Abbas, yang ditunjuk sebagai presiden OP? "Kami menginginkan perdamaian dan negosiasi adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian di kawasan ini," kata Abbas. "Perdamaian dapat diwujudkan melalui pembentukan negara Palestina merdeka pada tahun 1967 berbatasan dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya."
Abbas memuji pertemuannya dengan tokoh-tokoh Zionis sebagai kesempatan penting yang harus diulang, dan menegaskan bahwa pertemuan tersebut telah disetujui oleh faksi Fatah dan organisasinya, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). (sa/pic)
0 comments:
Post a Comment